Berisi Alkitab dan Renungan Harian Kristen

Senin

Hakekat Perempuan

 Penulis : Bagus Pramono


1. A. DASAR PENCIPTAAN PEREMPUAN 


Kejadian 1:26-28, 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."



Kejadian 2:18-24, 2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." 2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.


HAWA


Pertama kali Adam menyebut Hawa sebagai ´isysa´ sebab ia diambil dari laki-laki (Kej 2:23). Dan kemudian Adam menyebutnya Hawa, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.


Allah mempunyai maksud dalam penciptaan Perempuan adalah sebagai "penolong yang sepadan". Apa maksud Allah mengambil "rusuk" bukan mengambil dari bagian kepalanya atau bagian dari kaki-nya? Jika diambil dari bagian kepala bisa jadi Perempuan akan berkuasa atas Adam. Dan jika diambil dari bagian kaki, Allah tidak merancangkan Perempuan sebagai tempat injakan laki-laki. Melainkan Perempuan adalah penolong yang "sepadan" bagi laki-laki. Allah sudah merencanakan sesuatu yang mulia. Allah tidak menempatkan kaum perempuan lebih rendah daripada laki-laki.


1.B . PERBEDAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN


1.B.1. FISIK


Kejadian 2:18-23. Laki-laki dan perempuan diciptakan dalam perbedaan fisik. Tujuan perbedaan ini adalah untuk saling melengkapi. Dalam perbedaan ini memberikan hasil untuk kelangsungan kehidupan, ini sudah didalam rancangan Allah :


Bentuk fisik antara laki-laki dan perempuan, kita semua sudah bisa membedakan. Dari perbedaan fisik tersebut Laki-laki dan perempuan mempunyai fungsi yang berbeda :


Fungsi Laki-laki : Memberikan benih Fungsi Perempuan : Memelihara pertumbuhan


Secara umum fisik laki-laki lebih kuat dibanding perempuan, ini melambangkan fungsinya sebagai pelindung.


1.B.2. TUNTUTAN BUDAYA


Tiap budaya dan jaman memiliki tuntutan yang berbeda-beda. Biasanya tuntutan seperti ini sudah diterapkan sejak mereka kecil. Untuk kebudayaan kita di Indonesia, Tuntutan masyarakat terhadap Laki-laki: laki-laki harus to be number one dalam persaingan. Berpikir secara strategi dan problem solver. Tuntutan masyarakat terhadap perempuan: orientasi relasional, melayani orang lain.


2.B.3. KEBUTUHAN


Seorang pria dan wanita pada dasarnya mempunyai kebutuhan yang berbeda karena Tuhan mencipta pria sebagai kepala dan wanita sebagai seorang penolong yang sepadan. Seorang pria akan sangat membutuhkan dihormati karena bernatur kepala, sehingga ketika ia tidak dihormati maka ia akan mengalami problematik psikologis, identitas dan akhirnya ia akan mengambil keputusan yang tidak beres. Justru ketika pria itu tidak dihormati, ia akan mengambil tindakan yang drastis terhadap isterinya. Namun jikalau istrinya dapat menghormatinya, ia akan maju dan isterinya akan sungguh-sungguh menikmati cinta kasih yang sejati.


Efesus 5:33, Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. Kolose 3:18-19, 3:18. Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. 3:19 Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.


1.B.4. PERAN


Efesus 5:22-23, 5:22 Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, 5:23 karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.


Panggilan Allah bagi laki-laki adalah menjadi pemimpin: Head of the family, menjadi cerminan kasih Kristus kepada jemaat. Mendidik istri dan anak-anaknya untuk melakukan pekerjaan dengan bertanggungjawab. Servanthood, pelayanan dalam melayani istri dan keluarga.


Panggilan Allah terhadap istri adalah submissive/tunduk: Sebagai penolong yang sepadan, mengerjakan segala sesuatu sehingga suami bisa menjadi pemimpin yang baik.


1.B.5 GENDER


Gender berasal dari bahasa Latin, yaitu "genus", berarti tipe atau jenis. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya.


PERBEDAAN SEKS DENGAN GENDER


Gender ditentukan oleh sosial dan budaya setempat, sedangkan seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan oleh Tuhan. Misalnya laki-laki memproduksi sperma dan memberikan benih, sementara perempuan mengalami menstruasi, bisa mengandung dan melahirkan serta menyusui.


INTERAKSI ANTAR GENDER


Hubungan gender ialah hubungan sosial antara laki-laki dengan perempuan yang bersifat saling membantu atau sebaliknya. Hubungan gender berbeda dari waktu ke waktu, dan berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lain, akibat perbedaan suku, agama, status sosial maupun nilai (tradisi dan norma yang dianut).


KETIDAK-ADILAN ATAS DASAR GENDER :


Ketidakadilan gender merupakan bentuk perbedaan perlakuan berdasarkan gender, seperti pembatasan peran, dan penindasan terhadap hak-haknya.


Bentuk-bentuknya adalah sebagai berikut :


- Marginalisasi (peminggiran) : Peminggiran terjadi dengan adanya asumsi perempuan lebih tidak mampu melakukan pekerjaan formal dibanding laki-laki.


- Subordinasi (penomorduaan): Perempuan dianggap lemah, tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya, mengakibatkan perempuan ditempatkan menjadi nomor dua setelah laki-laki


- Stereotip (citra buruk) : Pandangan buruk terhadap perempuan. Misalnya perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur, jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya. Anehnya perlakuan ini juga dilakukan oleh sebagian besar kaum perempuan terhadap kaumnya sendiri.


- Violence (kekerasan), yaitu serangan fisik dan psikis. Perempuan adalah pihak paling rentan mengalami kekerasan. Perkosaan, pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak dialami perempuan.


Sebagian perempuan juga mempunyai beban kerja berlebihan, yaitu tugas dan tanggung jawab perempuan yang berat dan terus menerus. Misalnya, seorang perempuan selain melayani suami, hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah, dan mengurus anak-anak. Disamping itu, kadang ia juga ikut mencari nafkah.


1.C. APAKAH PEREMPUAN SUMBER DOSA?


Kejadian 3:1-6 MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA

3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" 3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati." 3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." 3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.


Sering kali perempuan (Hawa) dianggap sebagai biang keladi kejatuhan manusia dalam dosa. Jika demikian perempuan dianggap lebih bodoh daripada laki-laki, karena dengan mudah ditipu oleh ular. Ayat 1 mengatakan bahwa ular merupakan binatang yang paling cerdik.


Benarkah perempuan biang keladi terhadinya dosa mula-mula? A340ah Hawa itu manusia bodoh dan lemah sehingga gampang ditipu? Untuk menjawab pertanyaan ini timbul pertanyaan selanjutnya "di manakah laki-laki (Adam) saat perempuan (Hawa) sedang bercakap-cakap dengan ular?".


Bukankah yang menerima amanat larangan memetik buah pengetahuan akan yang baik dan yang jahat adalah Adam (laki-laki)? Disini Adam (laki-laki) tidak menempatkan dirinya menjadi pengemban amanat Allah. Adam hanya pasif. Ketika perempuan itu menyodorkan buah petikannya kepada laki-laki, ia langsung memakannya tanpa bertanya ini-itu. Padahal laki-laki tahu persis bahwa itu dilarang.


Allah memberikan teguran dan kutuk kepada Adam :


Kejadian 3:17 Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan 2perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:


Dosa yang fatal yang menyebabkan Adam terusir hanya karena "telinga" yang salah mendengar dan tidak mengkonfirmasikan ulang.


Sebaliknya perempuan digambarkan berperan aktif. Ini sesuai dengan keberadaannya yang sepadan dengan laki-laki (Kejadian 2:18-25). Perempuan itu dikisahkan sedang berdiskusi secara serius dengan ular. Mereka saling berargumentasi. Yang namanya berargumentasi tentunya menggunakan otak. Maka perempuan bukanlah sebagai makhluk yang bodoh. Karena dalam hal ini laki-laki tidak tampak peranannya. Namun tindakan ini mengakibatkan kesalahan fatal, karena Hawa berjalan sendiri tanpa Adam.


Dilain pihak, Laki-laki dalam hal ini bersikap "pasif" Adam hanya menunggu makanan yang dipersiapkan oleh perempuan. Ketika Allah meminta pertanggungan-jawab laki-laki itu malahan melempar kesalahan kepada perempuan. Jadi sebenarnya siapakah yang salah? Di sini sebenarnya bukan persoalan siapa yang bodoh atau siapa yang salah dan siapa yang teledor, karena bagaimanapun laki-laki dan perempuan diciptakan sepadan. Allah menghukum manusia bukan karena kesalahan perempuan saja, tetapi kesalahan manusia laki-laki dan perempuan.


Keduanya bersalah.


1.D. BERKAT BAGI PEREMPUAN


Akibat dosa, manusia terpisah dari Allah. Namun selanjutnya kitab Kejadian menulis bahwa benih perempuan akan meremukkan kepala kepala ular, melalui Perempuan akan datang sang penebus dosa "Yesus Kristus"


Kejadian 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."


Melalui perempuan, jalur perdamaian antara Allah dan manusia yang rusak akibat dosa dipulihkan dengan lahirnya Yesus Kristus.


Kaum perempuan sejak semula diciptakan untuk menerima tugas mulia sebagai pemeliara pertumbuhan (keturunan/ chain of life). Peran sebagai ibu adalah hal yang menakjubkan. Ibu dapat melahirkan dan membesarkan anak-anak. Peran Perempuan sebagai ibu telah masuk ke dalam "rekan sekerja" dengan Bapa kita di Surga untuk memberikan kasih dan pendidikan kepada kepada anak-anakNya yang juga merupakan pewaris kerajaan Surga ini.


Anak-anak yang dikaruniakan adalah berkat dari surga. Dengan demikian seorang ibu melahirkan umat-umat Allah dan dalam pertumbuhan mereka di dunia ini, mereka ada dalam tanggung jawab seorang ibu. Bukankah ini tugas mulia?


Sebagai rekan kerja Allah Bapa disurga, perempuan mempunyai tugas khusus mendidik anak-anaknya sejak kecil :


Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.


Pepatah bijak lainnya mengatakan, "Jika rantingnya bengkok, maka pohonnya pun menyusut"


Ajarlah anak-anak sejak mereka masih kecil, dan jangan pernah menyerah. Sepanjang mereka berada di rumah, biarkan mereka menjadi perhatian utama. Ajarlah mereka untuk mencari teman-teman yang baik. Mereka akan memiliki teman- teman yang baik dan tidak baik. Melalui pegaulan antar-teman mereka akan membuat perbedaan yang cepat dalam kehidupan mereka. Adalah penting agar mereka mengembangkan suatu sikap toleransi terhadap semua orang, tetapi yang lebih penting adalah mereka dapat berkumpul di sekitar orang- orang yang baik yang akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Kalau tidak mereka dapat tercemar oleh cara-cara teman mereka.


Ketika anak-anak beranjak remaja-dewasa, ini adalah hal yang cukup sulit bagi para orang tua untuk mendidik mereka, sebab ada banyak hal yang dianggap sebagai tren gaul, padahal dampaknya buruk sekali contohnya : pergaulan bebas, begadang, mentato tubuh, minuman keras, narkoba dan seks bebas dan sebagainya. Ajari mereka untuk menghormati tubuh mereka. Bahwa tubuh kita adalah Bait Allah yang kudus.


1 Korintus 3:16-17 3:16 Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? 3:17 Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu"


Ajarlah mereka untuk menjadi manusia yang baik. Ajarlah remaja putra kita untuk menghormati remaja putri sebagai para putri Allah. Ajari para putri Anda untuk menghargai remaja putra, karena anak-anak lelaki yang memegang imamat, adalah anak-anak lelaki yang hendaknya dan harus menentang kejahatan- kejahatan yang dunia yang tidak berarti.


Ajarlah mereka untuk berdoa. Tidak seorang pun di antara kita cukup bijak untuk melakukannya sendiri. Kita memerlukan pertolongan, kebijaksanaan, bimbingan dari Roh Kudus dalam mengambil keputusan-keputusan yang amat penting dalam kehidupan kita. Tidak ada yang dapat menggantikan doa. Tidak ada sumber yang lebih besar dari kekuatan Tuhan.


Perempuan bersama Laki-laki tentunya (ayah-ibu) bersama-sama memegang sebuah mandat dari Tuhan untuk menyediakan pembelajaran terhadap anak-anak yang dilahirkan. Hal itu akan memberkati kehidupan mereka sekarang dan di tahun- tahun yang akan datang. Apabila kita semua melaksanakan tugas mulia ini maka kita dapat menyatakan dengan rasa syukur sebagaimana yang dilakukan Yohanes :


3 Yohanes 1:4 Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.


Source : artikel.sabda.org

Share:

MANA LEBIH RUSAK?

… “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.” (Kejadian 8:21)


Ketika membahas kisah air bah dalam kelas Pemahaman Alkitab, seorang peserta bertanya demikian, “Apakah kehidupan manusia di zaman Nuh lebih rusak jika dibandingkan dengan sekarang?” Rupanya di belakang pertanyaan ini ada anggapan bahwa jika Tuhan tak lagi mendatangkan bencana semesta air bah sekarang, berarti sekarang belum serusak zaman tatkala Nuh hidup dahulu.


Tuhan memang menghukum bumi dengan air bah akibat manusia menjalankan hidup yang rusak (Kej. 6:5, 11-13). Tetapi jika (sampai) sekarang Dia tidak melakukan hal serupa lagi atas bumi ini, itu bukan karena kadar kerusakannya lebih rendah, melainkan karena Tuhan berketetapan demikian (ay. 21). Jadi, meski dari waktu ke waktu rusaknya moralitas manusia masih sama—kalau tak dapat disebut kian meningkat—Tuhan tidak menyerah. Bumi ini beserta penghuninya tetap dicintai-Nya. Selagi bumi masih ada, kasih-Nya tak akan berhenti, pemeliharaan-Nya tak akan terbendung oleh rusaknya perilaku manusia (ay. 22).


Sejujurnya kita sering kecewa dan ciut hati menyaksikan wajah kehidupan ini. Moralitas kian merosot. Terorisme merajalela. Kepalsuan dipuji-puji. Kesewenang-wenangan unjuk gigi. Perang, perubahan cuaca, dan pencemaran lingkungan mengancam. Masihkah ada manfaatnya kita memperjuangkan kebaikan? Saudara, jika Tuhan tidak menyerah pada kebobrokan bumi ini, kita pun tak patut menyerah. Selama masih ada cinta Tuhan, segala kesempatan bagi kebaikan senantiasa terbuka. Jangan hilang pengharapan dan tetaplah berbuat baik!


Source : PAD/renunganharian.net


CARA KITA MENYIKAPI KEHIDUPAN YANG SERBA BOBROK INI IALAH

DENGAN MELIHATNYA SEBAGAIMANA TUHAN MELIHAT

Share:

Amsal 31

 Amsal-amsal untuk Lemuel dari ibunya


1 Inilah perkataan Lemuel, raja Masa, yang diajarkan ibunya kepadanya.


2 Apa yang akan kukatakan, anakku, anak kandungku, anak nazarku?


3 Jangan berikan kekuatanmu kepada perempuan, dan jalanmu kepada perempuan-perempuan yang membinasakan raja-raja.


4 Tidaklah pantas bagi raja, hai Lemuel, tidaklah pantas bagi raja meminum anggur, ataupun bagi para pembesar mengingini minuman keras,


5 jangan sampai karena minum ia melupakan apa yang telah ditetapkan, dan membengkokkan hak orang-orang yang tertindas.


6 Berikanlah minuman keras itu kepada orang yang akan binasa, dan anggur itu kepada yang susah hati.


7 Biarlah ia minum dan melupakan kemiskinannya, dan tidak lagi mengingat kesusahannya.


8 Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana.


9 Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.


Puji-pujian untuk isteri yang cakap


10 Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata.


11 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.


12 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.


13 Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya.


14 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.


15 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.


16 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.


17 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.


18 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.


19 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.


20 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.


21 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.


22 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya.


23 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.


24 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.


25 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.


26 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.


27 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.


28 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:


29 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua.


30 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.


31 Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang!

Share:

Markus 3

 Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat


1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.


2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.


3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!"


4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.


5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.


6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.


Yesus menyembuhkan banyak orang


7 Kemudian Yesus dengan murid-murid-Nya menyingkir ke danau, dan banyak orang dari Galilea mengikuti-Nya. Juga dari Yudea,


8 dari Yerusalem, dari Idumea, dari seberang Yordan, dan dari daerah Tirus dan Sidon datang banyak orang kepada-Nya, sesudah mereka mendengar segala yang dilakukan-Nya.


9 Ia menyuruh murid-murid-Nya menyediakan sebuah perahu bagi-Nya karena orang banyak itu, supaya mereka jangan sampai menghimpit-Nya.


10 Sebab Ia menyembuhkan banyak orang, sehingga semua penderita penyakit berdesak-desakan kepada-Nya hendak menjamah-Nya.


11 Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak: "Engkaulah Anak Allah."


12 Tetapi Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia.


Yesus memanggil kedua belas rasul


13 Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya.


14 Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil


15 dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan.


16 Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus,


17 Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh,


18 selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot,


19 dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.


Yesus dan Beelzebul


20 Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat.


21 Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.


22 Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."


23 Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?


24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan,


25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.


26 Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.


27 Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.


28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.


29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."


30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.


Yesus dan sanak saudara-Nya


31 Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.


32 Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."


33 Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?"


34 Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!


35 Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Share:

Mazmur 31

 Aman dalam tangan TUHAN


1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (31-2) Pada-Mu, TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu,


2 (31-3) sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, bersegeralah melepaskan aku! Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku!


3 (31-4) Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.


4 (31-5) Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku.


5 (31-6) Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.


6 (31-7) Engkau benci kepada orang-orang yang memuja berhala yang sia-sia, tetapi aku percaya kepada TUHAN.


7 (31-8) Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku,


8 (31-9) dan tidak menyerahkan aku ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakiku di tempat yang lapang.


9 (31-10) Kasihanilah aku, ya TUHAN, sebab aku merasa sesak; karena sakit hati mengidaplah mataku, meranalah jiwa dan tubuhku.


10 (31-11) Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku, dan tulang-tulangku menjadi lemah.


11 (31-12) Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku.


12 (31-13) Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah.


13 (31-14) Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, --ada kegentaran dari segala pihak! --mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.


14 (31-15) Tetapi aku, kepada-Mu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: "Engkaulah Allahku!"


15 (31-16) Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!


16 (31-17) Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!


17 (31-18) TUHAN, janganlah membiarkan aku mendapat malu, sebab aku berseru kepada-Mu; biarlah orang-orang fasik mendapat malu dan turun ke dunia orang mati dan bungkam.


18 (31-19) Biarlah bibir dusta menjadi kelu, yang mencaci maki orang benar dengan kecongkakan dan penghinaan!


19 (31-20) Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan bagi orang yang berlindung pada-Mu, di hadapan manusia!


20 (31-21) Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah.


21 (31-22) Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan!


22 (31-23) Aku menyangka dalam kebingunganku: "Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu." Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong.


23 (31-24) Kasihilah TUHAN, hai semua orang yang dikasihi-Nya! TUHAN menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung.


24 (31-25) Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!

Share:

Kejadian 31

 Yakub lari meninggalkan Laban


1 Kedengaranlah kepada Yakub anak-anak Laban berkata demikian: "Yakub telah mengambil segala harta milik ayah kita dan dari harta itulah ia membangun segala kekayaannya."


2 Lagi kelihatan kepada Yakub dari muka Laban, bahwa Laban tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadanya.


3 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Yakub: "Pulanglah ke negeri nenek moyangmu dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau."


4 Sesudah itu Yakub menyuruh memanggil Rahel dan Lea untuk datang ke padang, ke tempat kambing dombanya,


5 lalu ia berkata kepada mereka: "Telah kulihat dari muka ayahmu, bahwa ia tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadaku, tetapi Allah ayahku menyertai aku.


6 Juga kamu sendiri tahu, bahwa aku telah bekerja sekuat-kuatku pada ayahmu.


7 Tetapi ayahmu telah berlaku curang kepadaku dan telah sepuluh kali mengubah upahku, tetapi Allah tidak membiarkan dia berbuat jahat kepadaku.


8 Apabila ia berkata: yang berbintik-bintiklah akan menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu beroleh anak yang berbintik-bintik; dan apabila ia berkata: yang bercoreng-corenglah akan menjadi upahmu, maka segala kambing domba itu beroleh anak yang bercoreng-coreng.


9 Demikianlah Allah mengambil ternak ayahmu dan memberikannya kepadaku.


10 Pada suatu kali pada masa kambing domba itu suka berkelamin, maka aku bermimpi dan melihat, bahwa jantan-jantan yang menjantani kambing domba itu bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang.


11 Dan Malaikat Allah berfirman kepadaku dalam mimpi itu: Yakub! Jawabku: Ya Tuhan!


12 Lalu Ia berfirman: Angkatlah mukamu dan lihatlah, bahwa segala jantan yang menjantani kambing domba itu bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang, sebab telah Kulihat semua yang dilakukan oleh Laban itu kepadamu.


13 Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu."


14 Lalu Rahel dan Lea menjawab Yakub, katanya: "Bukankah tidak ada lagi bagian atau warisan kami dalam rumah ayah kami?


15 Bukankah kami ini dianggapnya sebagai orang asing, karena ia telah menjual kami? Juga bagian kami telah dihabiskannya sama sekali.


16 Tetapi segala kekayaan, yang telah diambil Allah dari ayah kami, adalah milik kami dan anak-anak kami; maka sekarang, perbuatlah segala yang difirmankan Allah kepadamu."


17 Lalu bersiaplah Yakub, dinaikkannya anak-anaknya dan isteri-isterinya ke atas unta,


18 digiringnya seluruh ternaknya dan segala apa yang telah diperolehnya, yakni ternak kepunyaannya, yang telah diperolehnya di Padan-Aram, dengan maksud pergi kepada Ishak, ayahnya, ke tanah Kanaan.


19 Adapun Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya. Ketika itulah Rahel mencuri terafim ayahnya.


20 Dan Yakub mengakali Laban, orang Aram itu, dengan tidak memberitahukan kepadanya, bahwa ia mau lari.


21 Demikianlah ia lari dengan segala harta miliknya. Ia berangkat, menyeberangi sungai Efrat dan berjalan menuju pegunungan Gilead.


Laban mengejar Yakub


22 Ketika pada hari ketiga dikabarkan kepada Laban, bahwa Yakub telah lari,


23 dibawanyalah sanak saudaranya bersama-sama, dikejarnya Yakub tujuh hari perjalanan jauhnya, lalu ia dapat menyusulnya di pegunungan Gilead.


24 Pada waktu malam datanglah Allah dalam suatu mimpi kepada Laban, orang Aram itu, serta berfirman kepadanya: "Jagalah baik-baik, supaya engkau jangan mengatai Yakub dengan sepatah katapun."


25 Ketika Laban sampai kepada Yakub, --Yakub telah memasang kemahnya di pegunungan, juga Laban dengan sanak saudaranya telah memasang kemahnya di pegunungan Gilead--


26 berkatalah Laban kepada Yakub: "Apakah yang kauperbuat ini, maka engkau mengakali aku dan mengangkut anak-anakku perempuan sebagai orang tawanan?


27 Mengapa engkau lari diam-diam dan mengakali aku? Mengapa engkau tidak memberitahu kepadaku, supaya aku menghantarkan engkau dengan sukacita dan nyanyian dengan rebana dan kecapi?


28 Lagipula engkau tidak memberikan aku kesempatan untuk mencium cucu-cucuku laki-laki dan anak-anakku perempuan. Memang bodoh perbuatanmu itu.


29 Aku ini berkuasa untuk berbuat jahat kepadamu, tetapi Allah ayahmu telah berfirman kepadaku tadi malam: Jagalah baik-baik, jangan engkau mengatai Yakub dengan sepatah katapun.


30 Maka sekarang, kalau memang engkau harus pergi, semata-mata karena sangat rindu ke rumah ayahmu, mengapa engkau mencuri dewa-dewaku?"


31 Lalu Yakub menjawab Laban: "Aku takut, karena pikirku, jangan-jangan engkau merampas anak-anakmu itu dari padaku.


32 Tetapi pada siapa engkau menemui dewa-dewamu itu, janganlah ia hidup lagi. Periksalah di depan saudara-saudara kita segala barang yang ada padaku dan ambillah barangmu." Sebab Yakub tidak tahu, bahwa Rahel yang mencuri terafim itu.


33 Lalu masuklah Laban ke dalam kemah Yakub dan ke dalam kemah Lea dan ke dalam kemah kedua budak perempuan itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya. Setelah keluar dari kemah Lea, ia masuk ke dalam kemah Rahel.


34 Tetapi Rahel telah mengambil terafim itu dan memasukkannya ke dalam pelana untanya, dan duduk di atasnya. Laban menggeledah seluruh kemah itu, tetapi terafim itu tidak ditemuinya.


35 Lalu kata Rahel kepada ayahnya: "Janganlah bapa marah, karena aku tidak dapat bangun berdiri di depanmu, sebab aku sedang haid." Dan Laban mencari dengan teliti, tetapi ia tidak menemui terafim itu.


36 Lalu hati Yakub panas dan ia bertengkar dengan Laban. Ia berkata kepada Laban: "Apakah kesalahanku, apakah dosaku, maka engkau memburu aku sehebat itu?


37 Engkau telah menggeledah segala barangku, sekarang apakah yang kautemui dari segala barang rumahmu? Letakkanlah di sini di depan saudara-saudaraku dan saudara-saudaramu, supaya mereka mengadili antara kita berdua.


38 Selama dua puluh tahun ini aku bersama-sama dengan engkau; domba dan kambing betinamu tidak pernah keguguran dan jantan dari kambing dombamu tidak pernah kumakan.


39 Yang diterkam oleh binatang buas tidak pernah kubawa kepadamu, aku sendiri yang menggantinya; yang dicuri orang, baik waktu siang, baik waktu malam, selalu engkau tuntut dari padaku.


40 Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur.


41 Selama dua puluh tahun ini aku di rumahmu; aku telah bekerja padamu empat belas tahun lamanya untuk mendapat kedua anakmu dan enam tahun untuk mendapat ternakmu, dan engkau telah sepuluh kali mengubah upahku.


42 Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah diperhatikan Allah dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam."


Perjanjian antara Yakub dan Laban


43 Lalu Laban menjawab Yakub: "Perempuan-perempuan ini anakku dan anak-anak lelaki ini cucuku dan ternak ini ternakku, bahkan segala yang kaulihat di sini adalah milikku; jadi apakah yang dapat kuperbuat sekarang kepada anak-anakku ini atau kepada anak-anak yang dilahirkan mereka?


44 Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau."


45 Kemudian Yakub mengambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu.


46 Selanjutnya berkatalah Yakub kepada sanak saudaranya: "Kumpulkanlah batu." Maka mereka mengambil batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana di dekat timbunan itu.


47 Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed.


48 Lalu kata Laban: "Timbunan batu inilah pada hari ini menjadi kesaksian antara aku dan engkau." Itulah sebabnya timbunan itu dinamainya Galed,


49 dan juga Mizpa, sebab katanya: "TUHAN kiranya berjaga-jaga antara aku dan engkau, apabila kita berjauhan.


50 Jika engkau mengaibkan anak-anakku, dan jika engkau mengambil isteri lain di samping anak-anakku itu, ingatlah, walaupun tidak ada orang dekat kita, Allah juga yang menjadi saksi antara aku dan engkau."


51 Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: "Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan antara aku dan engkau--


52 timbunan batu dan tugu inilah menjadi kesaksian, bahwa aku tidak akan melewati timbunan batu ini mendapatkan engkau, dan bahwa engkaupun tidak akan melewati timbunan batu dan tugu ini mendapatkan aku, dengan berniat jahat.


53 Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita." Lalu Yakub bersumpah demi Yang Disegani oleh Ishak, ayahnya.


54 Dan Yakub mempersembahkan korban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu.


55 Keesokan harinya pagi-pagi Laban mencium cucu-cucunya dan anak-anaknya serta memberkati mereka, kemudian pulanglah Laban kembali ke tempat tinggalnya.

Share:

Selasa

Trilogi Perkawinan Kristiani

Penulis : Eka Darmaputera

PEMBICARAAN mengenai Hukum ke-7 Dasa Titah, "JANGAN BERZINAH", membawa kita pada masalah PERKAWINAN. Tidak dapat tidak! Pemahaman orang tentang apa itu "berzinah", sangat tergantung pada pemahaman yang bersangkutan tentang apa itu "perkawinan". Tidak ada perkawinan, tidak ada perzinahan. Contohnya, ayam. Ayam biasa bertukar-tukar pasangan. Entah berapa kali sehari. Tapi berzinahkah ia?


Menurut ajaran Reformasi, lembaga "perkawinan" terletak pada ranah (= realm) "Orde Penciptaan" (= Order of Creation). Apa artinya? Artinya, pertama, ialah, bahwa "perkawinan" itu diciptakan dan dikehendaki Allah, sejak awalnya Ia sudah ada dalam rancang-bangun penciptaan Allah, sejak "dari sono-nya".

Ini berbeda dengan, misalnya, lembaga manusiawi lain yang disebut "negara". Menurut Alkitab, "negara" baru direstui Allah setelah dosa dan karena dosa ( Bnd. 1 Samuel 8:1-9). Mengatakan bahwa "perkawinan" termasuk dalam "orde penciptaan", berarti mengatakan bahwa - apa pun yang kemudian terjadi -- perkawinan itu pada hakikatnya baik, suci, diberkati.

Kedua, mengatakan bahwa "perkawinan" termasuk dalam "orde penciptaan" , juga berarti mengatakan, bahwa ia diciptakan dan dikehendaki Allah bagi semua. Semua orang ciptaan-Nya. Tidak hanya bagi sekelompok orang tertentu.

Implikasi teologisnya adalah, tidak hanya pernikahan orang-orang Protestan, dan yang dilakukan di gereja-gereja Protestan saja, yang bisa disebut sebagai "perkawinan". Ghozali tidak boleh dicap "berzinah" dengan Chotimah, hanya karena perkawinan mereka dilangsungkan di KUA. Ong Bun Teng tidak boleh dianggap "kumpul kebo" dengan Tjhie Sam Sioe, hanya sebab mereka menikah di kelenteng, tidak di gereja.

* * *

SEBUAH perkawinan adalah "sah", bila ia "sah" menurut hukum. Gereja tidak mengesahkan perkawinan. Gereja hanya "sekadar" memberkati serta meneguhkan pernikahan warganya, yang terlebih dahulu telah disahkan oleh negara.

Konon, untuk menyungguhkan ajarannya yang terkesan "menentang arus" ini, Martin Luther dengan sengaja. hanya menikah di depan pejabat negara. Dengan itu, ia seolah-olah ingin mempermaklumkan, " Dengan ini, pernikahanku toh tidak jadi berkurang keabsahannya. Baik di hadapan Tuhan, maupun di depan manusia".

Untuk pengetahuan Anda, keyakinan itulah yang membuat gereja-gereja Protestan di Indonesia sebenarnya mengalami kesulitan mendasar, sehubungan dengan ketentuan UU Perkawinan yang berlaku di negara kita, -- yang nota bene memang sudah kontroversial sejak awal kelahirannya. Mengapa?

Sebab, di satu pihak, UU Perkawinan menetapkan, bahwa perkawinan harus "sah" terlebih dahulu secara agama, baru kemudian bisa "dicatat" oleh negara. Di lain pihak, ajaran Protestan mengatakan yang sebaliknya: bahwa perkawinan mesti "sah" dulu di depan negara, baru gereja dapat merestui serta meneguhkannya.

Sebab bagaimana mungkin gereja "memberkati" sebuah perkawinan yang belum sah? Atau "meneguhkan" sebuah perkawinan yang secara resmi belum ada?

Sedang mengabsahkannya? Ini lebih mustahil lagi! Sebab "gereja" bukanlah sebuah lembaga hukum. "Gereja" juga bukan sebuah lembaga negara. "Gereja" adalah sebuah lembaga keagamaan. Mengesahkan sebuah perkawinan, berarti merampas apa-apa yang merupakan "hak" dan "otoritas" lembaga lain, d.h.i. "negara". Dan urusan pun akan jadi lebih pelik, bila sebagai konsekuensinya, "gereja" yang harus mengabsahkan "perkawinan", harus juga menentukan keabsahan "perceraian".

* * *

TETAPI walaupun, seperti diuraikan di atas, "perkawinan" bersifat universal, ini sama sekali tidak berarti bahwa yang disebut "perkawinan kristiani" itu tidak ada. Perkawinan Yohanes dengan Maria bisa saja sama sahnya dengan perkawinan antara Wayan dan Ketut. Tapi juga amat berbeda!

Perbedaan itu terletak pada asas-asasnya. Sebuah "perkawinan kristiani" bukanlah sekadar perkawinan antara dua orang kristen. Melainkan sebuah perkawinan yang dilandasi oleh prinsip-prinsip kristen. Perkawinan Yohanes dan Maria tidak serta merta adalah sebuah "perkawinan kristen". Baru bisa disebut begitu, apabila Yohanes dan Maria benar-benar menjalankan hidup bersama mereka berdasarkan "asas-asas perkawinan kristen". Karena itu penting sekali kita mengetahui karakteristik asas-asas tersebut.

Mengenai ini, perkenankanlah saya hanya berbicara mengenai apa-apa yang saya anggap paling pokok saja. Yaitu bahwa, ibarat bemo atau bajaj yang memiliki tiga roda, sebuah perkawinan kristen juga punya tiga (= trilogi) asas pokok. Tiga asas tersebut adalah: (a) asas monogami; (b) asas kesetiaan ( = fidelitas); dan (c) asas seumur hidup (= indisolubilitas). Sebuah perkawinan kristen adalah perkawinan antara seorang suami dengan seorang istri, yang untuk seumur hidup mereka, saling mengikatkan diri dalam ikatan kasih-setia.

Yang perlu saya tekankan adalah, bahwa yang terpenting dari karakteristik ini bukanlah masing-masing asas itu secara individual, melainkan bahwa tiga asas tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Ini penting saya kemukakan, karena ada orang yang dengan "licik"nya membenarkan diri dengan memanfaatkan asas-asas itu, sekali pun perbuatannya jelas-jelas merupakan pelanggaran.

Misalnya, kasus pak Sastro Kempul. Dengan bangganya ia selalu mengatakan, betapa dengan segenap hati ia menjunjung tinggi asas monogami. "Saya tidak pernah punya istri lebih dari satu orang", katanya.

Tapi apa yang ia lakukan? Setiap kali ia jatuh hati kepada perempuan lain, maka diceraikannyalah istri yang "satu-satu"nya itu, untuk digantikan kedudukannya oleh istri yang baru, yang juga "satu-satu"nya. Pak Kempul menjalankan asas "monogami" tapi melanggar asas "kesetiaan" dan "asas seumur hidup".

Pak Joni Kemplu lain lagi. Ia mengklaim diri sebagai penganut prinsip "monogami" dan juga pembela asas "seumur hidup". Karena itu, katanya, "Seumur hidup saya, saya tidak akan pernah menceraikan istri saya yang satu-satunya! Swear!". Tapi ia bermain "gelap-gelapan" dengan entah berapa banyak perempuan lain.. Pak Kemplu tidak lulus tes asas yang kedua, yaitu asas "kesetiaan".

* * *

ADA lagi tiga komponen yang juga amat erat saling terkait, di mana "perkawinan" adalah salah satu komponennya. Inilah TRILOGI yang kedua: saling keterkaitan antara CINTA, SEKS, dan PERKAWINAN.

Asas ini, saya akui, kini telah dianggap usang. Tak sesuai lagi dengan gaya hidup moderen. Sebab orang moderen justru cenderung memisahkan ketiganya. "Seks", misalnya, dianggap sebagai sebuah entitas yang berdiri sendiri. Boleh dinikmati sebagai "seks".

Tanpa perlu dikait-kaitkan dengan "cinta". Dan tanpa perlu harus dihubung-hubungkan dengan "perkawinan". "Seks untuk seks".

Di mata orang moderen, "perkawinan" juga begitu. Tidak hina, ganjil atau nista, bila seorang Hasoloan "menikah" dengan Tarida, tapi "cinta"nya untuk Kemala, sedang "seks"nya dinikmati bersama dengan Tuti dan Rini dan Evi dan Sandra.

Lalu "cinta"? "Cinta" tentu masih ada. Lihat saja sinetron-sinetron kita - entah berapa banyak yang bertemakan "cinta"! Tapi tunggu dulu. Bila orang-orang muda sekarang berbicara tentang "cinta" - apa sebenarnya maksud mereka? Menurut kesan saya, sekarang ini padanan kata untuk "cinta" adalah: "tertarik" atau "terpikat" atau "timbul berahi", atau macam-macam lagi. Tapi yang pasti, tidak perlu terarah ke "perkawinan". Mungkin terarah ke "seks", tapi "seks" tak selalu mesti ekspresi "cinta".

* * *

DALAM perspektif kristiani, tiga komponen tersebut tidak boleh dipisah-pisah atau dipiliah-pilah. "Seks" dalam pandangan kristen bukanlah sesuatu yang tabu, hina dan kotor.

Kenikmatan seksual adalah anugerah Tuhan - bahkan salah satu anugerah Tuhan yang terbesar, yang - meniru bunyi sebuah iklan -- "membuat hidup benar-benar hidup"!

Ya! Tapi di mana letak kenikmatan seksual yang paling puncak, dan daya tarik seksual yang paling indah? Jawabnya: ketika kegiatan seksual merupakan ekspresi "cinta" dan dilaksanakan oleh suami - istri dalam konteks "perkawinan" yang berbahagia. Ini, saudara, yang benar-benar ruaaarr biasa!

"Seks" tanpa "cinta" tentu saja bisa tetap menyenangkan dan memberi kenikmatan tersendiri.. Tapi kesenangan dan kenikmatan yang cuma menyentuh permukaan. Tidak memberi kepuasan yang mendalam.

"Seks" di luar konteks "perkawinan" amat boleh jadi mampu memberikan suasana petualangan yang nikmat dan menegangkan. Tapi percayalah, ia pasti tidak memberi ketentraman jiwa.

Bahkan yang lebih sering, ia melahirkan rasa bersalah yang mengganggu serta penyesalan yang panjang.

Karena trilogi tersebut, kita menolak ide "hidup bersama" di luar pernikahan. Gaya hidup ini memisahkan "seks" dan "cinta" dari "perkawinan". Dan sebaliknya, juga karena trilogi tersebut, kita menolak dilaksanakannya "perkawinan" dengan motivasi-motivasi lain di luar cinta yang murni dan "seksualitas" yang benar. Misalnya memaksakan perkawinan untuk menutup aib atau untuk memperoleh keuntungan.

Source : glorianet.org

Share:

BERJALAN DALAM IMAN

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab siapa yang berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. (Ibrani 11:6)


Wilma Rudolph, atlet wanita Amerika Serikat pemenang olimpiade, dilahirkan dengan masalah kesehatan yang membuat kedua kakinya pincang. “Apakah saya akan bisa berlari seperti anak-anak lain?” Ia bertanya pada ibunya. “Sayang, kamu harus percaya kepada Tuhan dan jangan pernah berhenti berharap. Jika kamu percaya, Tuhan akan membuatnya terjadi,” jawab ibunya. Wilma percaya dan sejak itu ia bersusah payah belajar berjalan. Pada usia 12 tahun ia bisa berjalan tanpa memerlukan penyangga kaki. Bahkan di tahun 1960, ia berhasil mendapatkan tiga medali emas untuk cabang olahraga lari di Olimpiade.

Iman adalah prinsip dasar kehidupan pengikut Kristus. Berjalan dalam iman berarti memercayai siapa Allah itu, apa yang dikatakan-Nya, apa yang sudah dilakukan-Nya, dan apa yang akan dilakukan-Nya. Iman adalah inti kehidupan kita dari hari ke hari. Rasul Paulus mengingatkan kita, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia” (Kol. 2:6). Sebagaimana kita dahulu menerima Kristus dengan iman, maka kita seharusnya juga akan berjalan dalam iman dari hari ke hari. Berjalan dalam arti cara kita berperilaku dalam hidup sehari-hari.

Iman kita teruji dan semakin bertumbuh pada saat persoalan menghantam di tengah perjalanan hidup kita. Di tengah tekanan hidup yang mendera, kita pun diingatkan untuk tetap berdiri teguh, memercayai firman-Nya dan juga janji-janji-Nya. Apakah kita tetap berjalan dalam iman kepada Allah sekalipun berbagai ujian menempa hidup kita? Apakah kita percaya bahwa Allah sanggup melakukan sesuatu dalam hidup kita? Kita ditantang untuk memercayai-Nya dan tidak meragukan firman-Nya.

Source : SYS/www.renunganharian.net

Share:

Amsal 30

 Perkataan-perkataan Agur bin Yake

1 Perkataan Agur bin Yake dari Masa. Tutur kata orang itu: Aku berlelah-lelah, ya Allah, aku berlelah-lelah, sampai habis tenagaku.

2 Sebab aku ini lebih bodoh dari pada orang lain, pengertian manusia tidak ada padaku.

3 Juga tidak kupelajari hikmat, sehingga tidak dapat kukenal Yang Mahakudus.

4 Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!

5 Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.

6 Jangan menambahi firman-Nya, supaya engkau tidak ditegur-Nya dan dianggap pendusta.

7 Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni:

8 Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.

9 Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.

10 Jangan mencerca seorang hamba pada tuannya, supaya jangan ia mengutuki engkau dan engkau harus menanggung kesalahan itu.

11 Ada keturunan yang mengutuki ayahnya dan tidak memberkati ibunya.

12 Ada keturunan yang menganggap dirinya tahir, tetapi belum dibasuh dari kotorannya sendiri.

13 Ada keturunan yang berpandangan angkuh, yang terangkat kelopak matanya.

14 Ada keturunan yang giginya adalah pedang, yang gigi geliginya adalah pisau, untuk memakan habis dari bumi orang-orang yang tertindas, orang-orang yang miskin di antara manusia.

15 Si lintah mempunyai dua anak perempuan: "Untukku!" dan "Untukku!" Ada tiga hal yang tak akan kenyang, ada empat hal yang tak pernah berkata: "Cukup!"

16 Dunia orang mati, dan rahim yang mandul, dan bumi yang tidak pernah puas dengan air, dan api yang tidak pernah berkata: "Cukup!"

17 Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali.

18 Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:

19 jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

20 Inilah jalan perempuan yang berzinah: ia makan, lalu menyeka mulutnya, dan berkata: Aku tidak berbuat jahat.

21 Karena tiga hal bumi gemetar, bahkan, karena empat hal ia tidak dapat tahan:

22 karena seorang hamba, kalau ia menjadi raja, karena seorang bebal, kalau ia kekenyangan makan,

23 karena seorang wanita yang tidak disukai orang, kalau ia mendapat suami, dan karena seorang hamba perempuan, kalau ia mendesak kedudukan nyonyanya.

24 Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan:

25 semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas,

26 pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu,

27 belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur,

28 cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja.

29 Ada tiga binatang yang gagah langkahnya, bahkan, empat hal yang gagah jalannya, yakni:

30 singa, yang terkuat di antara binatang, yang tidak mundur terhadap apapun.

31 Ayam jantan yang angkuh, atau kambing jantan, dan seorang raja yang berjalan di depan rakyatnya.

32 Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut!

33 Sebab, kalau susu ditekan, mentega dihasilkan, dan kalau hidung ditekan, darah keluar, dan kalau kemarahan ditekan, pertengkaran timbul.

Share:

Markus 2

 Orang lumpuh disembuhkan

1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah.

2 Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintupun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka,

3 ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang.

4 Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.

5 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!"

6 Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya:

7 "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?"

8 Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?

9 Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan?

10 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:

11 "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"

12 Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

Lewi pemungut cukai mengikut Yesus

13 Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.

14 Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.

15 Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia.

16 Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?"

17 Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Hal berpuasa

18 Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"

19 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa.

20 Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.

21 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya.

22 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."

Murid-murid memetik gandum pada hari Sabat

23 Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.

24 Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"

25 Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan,

26 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu--yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam--dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?"

27 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,

28 jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."


Share:

Mazmur 30

 Nyanyian syukur karena selamat dari bahaya

1 Mazmur. Nyanyian untuk pentahbisan Bait Suci. Dari Daud. (30-2) Aku akan memuji Engkau, ya TUHAN, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku.

2 (30-3) TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.

3 (30-4) TUHAN, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.

4 (30-5) Nyanyikanlah mazmur bagi TUHAN, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus!

5 (30-6) Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

6 (30-7) Dalam kesenanganku aku berkata: "Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!"

7 (30-8) TUHAN, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut.

8 (30-9) Kepada-Mu, ya TUHAN, aku berseru, dan kepada Tuhanku aku memohon:

9 (30-10) "Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepada-Mu dan memberitakan kesetiaan-Mu?

10 (30-11) Dengarlah, TUHAN, dan kasihanilah aku, TUHAN, jadilah penolongku!"

11 (30-12) Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita,

12 (30-13) supaya jiwaku menyanyikan mazmur bagi-Mu dan jangan berdiam diri. TUHAN, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.

Share:

Kejadian 30

 1 Ketika dilihat Rahel, bahwa ia tidak melahirkan anak bagi Yakub, cemburulah ia kepada kakaknya itu, lalu berkata kepada Yakub: "Berikanlah kepadaku anak; kalau tidak, aku akan mati."

2 Maka bangkitlah amarah Yakub terhadap Rahel dan ia berkata: "Akukah pengganti Allah, yang telah menghalangi engkau mengandung?"

3 Kata Rahel: "Ini Bilha, budakku perempuan, hampirilah dia, supaya ia melahirkan anak di pangkuanku, dan supaya oleh dia akupun mempunyai keturunan."

4 Maka diberikannyalah Bilha, budaknya itu, kepada Yakub menjadi isterinya dan Yakub menghampiri budak itu.

5 Bilha mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub.

6 Berkatalah Rahel: "Allah telah memberikan keadilan kepadaku, juga telah didengarkan-Nya permohonanku dan diberikan-Nya kepadaku seorang anak laki-laki." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Dan.

7 Mengandung pulalah Bilha, budak perempuan Rahel, lalu melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi Yakub.

8 Berkatalah Rahel: "Aku telah sangat hebat bergulat dengan kakakku, dan akupun menang." Maka ia menamai anak itu Naftali.

9 Ketika dilihat Lea, bahwa ia tidak melahirkan lagi, diambilnyalah Zilpa, budaknya perempuan, dan diberikannya kepada Yakub menjadi isterinya.

10 Dan Zilpa, budak perempuan Lea, melahirkan seorang anak laki-laki bagi Yakub.

11 Berkatalah Lea: "Mujur telah datang." Maka ia menamai anak itu Gad.

12 Dan Zilpa, budak perempuan Lea, melahirkan anak laki-laki yang kedua bagi Yakub.

13 Berkatalah Lea: "Aku ini berbahagia! Tentulah perempuan-perempuan akan menyebutkan aku berbahagia." Maka ia menamai anak itu Asyer.

14 Ketika Ruben pada musim menuai gandum pergi berjalan-jalan, didapatinyalah di padang buah dudaim, lalu dibawanya kepada Lea, ibunya. Kata Rahel kepada Lea: "Berilah aku beberapa buah dudaim yang didapat oleh anakmu itu."

15 Jawab Lea kepadanya: "Apakah belum cukup bagimu mengambil suamiku? Sekarang pula mau mengambil lagi buah dudaim anakku?" Kata Rahel: "Kalau begitu biarlah ia tidur dengan engkau pada malam ini sebagai ganti buah dudaim anakmu itu."

16 Ketika Yakub pada waktu petang datang dari padang, pergilah Lea mendapatkannya, sambil berkata: "Engkau harus singgah kepadaku malam ini, sebab memang engkau telah kusewa dengan buah dudaim anakku." Sebab itu tidurlah Yakub dengan Lea pada malam itu.

17 Lalu Allah mendengarkan permohonan Lea. Lea mengandung dan melahirkan anak laki-laki yang kelima bagi Yakub.

18 Lalu kata Lea: "Allah telah memberi upahku, karena aku telah memberi budakku perempuan kepada suamiku." Maka ia menamai anak itu Isakhar.

19 Kemudian Lea mengandung pula dan melahirkan anak laki-laki yang keenam bagi Yakub.

20 Berkatalah Lea: "Allah telah memberikan hadiah yang indah kepadaku; sekali ini suamiku akan tinggal bersama-sama dengan aku, karena aku telah melahirkan enam orang anak laki-laki baginya." Maka ia menamai anak itu Zebulon.

21 Sesudah itu ia melahirkan seorang anak perempuan dan menamai anak itu Dina.

22 Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan permohonannya serta membuka kandungannya.

23 Maka mengandunglah Rahel dan melahirkan seorang anak laki-laki. Berkatalah ia: "Allah telah menghapuskan aibku."

24 Maka ia menamai anak itu Yusuf, sambil berkata: "Mudah-mudahan TUHAN menambah seorang anak laki-laki lagi bagiku."

Yakub memperoleh ternak

25 Setelah Rahel melahirkan Yusuf, berkatalah Yakub kepada Laban: "Izinkanlah aku pergi, supaya aku pulang ke tempat kelahiranku dan ke negeriku.

26 Berikanlah isteri-isteriku dan anak-anakku, yang menjadi upahku selama aku bekerja padamu, supaya aku pulang, sebab engkau tahu, betapa keras aku bekerja padamu."

27 Tetapi Laban berkata kepadanya: "Sekiranya aku mendapat kasihmu! Telah nyata kepadaku, bahwa TUHAN memberkati aku karena engkau."

28 Lagi katanya: "Tentukanlah upahmu yang harus kubayar, maka aku akan memberikannya."

29 Sahut Yakub kepadanya: "Engkau sendiri tahu, bagaimana aku bekerja padamu, dan bagaimana keadaan ternakmu dalam penjagaanku,

30 sebab harta milikmu tidak begitu banyak sebelum aku datang, tetapi sekarang telah berkembang dengan sangat, dan TUHAN telah memberkati engkau sejak aku berada di sini; jadi, bilakah dapat aku bekerja untuk rumah tanggaku sendiri?"

31 Kata Laban: "Apakah yang harus kuberikan kepadamu?" Jawab Yakub: "Tidak usah kauberikan apa-apa kepadaku; aku mau lagi menggembalakan kambing dombamu dan menjaganya, asal engkau mengizinkan hal ini kepadaku:

32 Hari ini aku akan lewat dari tengah-tengah segala kambing dombamu dan akan mengasingkan dari situ setiap binatang yang berbintik-bintik dan berbelang-belang; segala domba yang hitam dan segala kambing yang berbelang-belang dan berbintik-bintik, itulah upahku.

33 Dan kejujuranku akan terbukti di kemudian hari, apabila engkau datang memeriksa upahku: Segala yang tidak berbintik-bintik atau berbelang-belang di antara kambing-kambing dan yang tidak hitam di antara domba-domba, anggaplah itu tercuri olehku."

34 Kemudian kata Laban: "Baik, jadilah seperti perkataanmu itu."

35 Lalu diasingkannyalah pada hari itu kambing-kambing jantan yang bercoreng-coreng dan berbelang-belang dan segala kambing yang berbintik-bintik dan berbelang-belang, segala yang ada warna putih pada badannya, serta segala yang hitam di antara domba-domba, dan diserahkannyalah semuanya itu kepada anak-anaknya untuk dijaga.

36 Kemudian Laban menentukan jarak tiga hari perjalanan jauhnya antara dia dan Yakub, maka tetaplah Yakub menggembalakan kambing domba yang tinggal itu.

37 Lalu Yakub mengambil dahan hijau dari pohon hawar, pohon badam dan pohon berangan, dikupasnyalah dahan-dahan itu sehingga berbelang-belang, sampai yang putihnya kelihatan.

38 Ia meletakkan dahan-dahan yang dikupasnya itu dalam palungan, dalam tempat minum, ke mana kambing domba itu datang minum, sehingga tepat di depan kambing domba itu. Adapun kambing domba itu suka berkelamin pada waktu datang minum.

39 Jika kambing domba itu berkelamin dekat dahan-dahan itu, maka anaknya bercoreng-coreng, berbintik-bintik dan berbelang-belang.

40 Kemudian Yakub memisahkan domba-domba itu, dihadapkannya kepala-kepala kambing domba itu kepada yang bercoreng-coreng dan kepada segala yang hitam di antara kambing domba Laban. Demikianlah ia beroleh kumpulan-kumpulan hewan baginya sendiri, dan tidak ditempatkannya pada kambing domba Laban.

41 Dan setiap kali, apabila berkelamin kambing domba yang kuat, maka Yakub meletakkan dahan-dahan itu ke dalam palungan di depan mata kambing domba itu, supaya berkelamin dekat dahan-dahan itu.

42 Tetapi apabila datang kambing domba yang lemah, ia tidak meletakkan dahan-dahan itu ke dalamnya. Jadi hewan yang lemah untuk Laban dan yang kuat untuk Yakub.

43 Maka sangatlah bertambah-tambah harta Yakub, dan ia mempunyai banyak kambing domba, budak perempuan dan laki-laki, unta dan keledai.

Share:

Senin

Yang tak Tergantikan

Penulis : Pdt. Dr. Paul Gunadi

Di Amerika Serikat, setiap tahunnya sekitar 28% penduduknya mengalami gangguan mental, termasuk di antaranya tujuh juta anak-anak serta remaja dan 15% hingga 25% di antaranya adalah orang tua yang berusia 65 tahun ke atas. Lebih lanjut, kira-kira 30.000 orang mengakhiri hidup mereka setiap tahunnya. berita yang dipublikasikan oleh majalah Nurse Week, Vol. 13, No.12 ini sudah tentu mencengangkan kita semua dan membuat kita bertanya, apa gerangan yang membuat begitu banyak orang di sana hidup merana.


Saya kira jawabannya multidimensional dan kompleks; namun demikian saya berpendapat salah satu penyebabnya adalah retaknya institusi keluarga. Sebagaimana dikutip oleh David Blankenhorn dalam majalah Christianity Today pada Desember 1999, Amerika Serikat memegang angka perceraian tertinggi di dunia dan satu dari tiga anak yang lahir di sana dilahirkan oleh ibu yang tidak menikah. Pribadi yang retak berasal dari keluarga yang retak dan sebaliknya, pribadi yang retak menciptakan keluarga yang retak pula. Pada akhirnya, pribadi yang retaklah yang menjadi bagian dari statistik yang saya kutip di atas.

Keretakan keluarga bisa bersumber dari suami, istri, atau keduanya, namun fakta yang terungkap di sana ialah 40% anak-anak tinggal di rumah di mana tidak ada ayah mereka lagi. Penyebab keretakan pernikahan pasti beragam tetapi hasilnya tetap sama yaitu hilangnya figur ayah dari keluarga. Saya mengamati di Indonesia pun masalah keluarga acap kali berhulu pada kurangnya peranan ayah dalam membesarkan anak. Terlalu lama kita-para ayah-dirantai oleh "budaya" yang mengatakan bahwa pria yang jantan adalah pria yang tidak mengurus anak. Kita menganggap memperhatikan anak merupakan tugas dan kewajiban istri sedangkan mencari nafkah adalah tugas dan kewajiban kita.

Saya tidak berkeberatan dengan hal prioritas dan pembagian tugas di antara suami dan istri. Seyogianyalah pria bekerja untuk menghidupi keluarganya dan oleh karenanya waktu yang dapat ia bagikan dengan keluarga menjadi terbatasi pula. Akibatnya, untuk mengkompensasikan kekurangan waktu itu, ibu akan lebih berperan serta terlibat dalam membesarkan anak. Bukan ini yang menjadi keprihatinan saya. Yang menjadi keprihatinan saya adalah, bagi sebagian pria, masalah ini bukan lagi menjadi hal prioritas-yang mana harus didahulukan-melainkan sudah menjadi masalah pembagian tugas yang diyakini secara kaku. Begitu kakunya sampai-sampai kita menjadi takut dibebani "tugas" kewanitaan ini dan seakan-akan untuk menambah bukti kejantanan, kita semakin dipacu untuk lebih menjauh dari tugas membesarkan anak. Betapa kelirunya dan betapa besar dampak negatifnya pada anak-anak kita!

Sebagian dari kita-para ayah-merasa tidak mampu menjadi ayah yang baik. Mungkin kita berdalih, "Saya tidak pernah menerima perlakuan seperti itu dari ayah saya. Dia juga jarang bercengkerama dengan saya dan dia tidak tahu apa-apa tentang saya." Saya memahami bahwa ketidaktahuan akan apa yang harus dilakukan memang merupakan perintang bagi sebagian dari kita. Kepada merekalah saya menulis artikel ini dan saya berharap, beberapa saran yang akan saya ajukan tidaklah terlalu sulit untuk diterapkan.

Tidak Sempurna, Namun bersedia belajar

Pertama, menjadi ayah yang baik tidak berarti menjadi ayah yang sempurna. Ayah yang baik tetap melakukan kesalahan, sama seperti ayah lainnya. Bedanya ialah, ayah yang baik mengakui kesalahannya dan mencoba memperbaikinya. Sebaliknya, ayah yang tidak baik sukar mengakui kesalahannya dan tidak peduli untuk memperbaikinya. Ada satu prinsip berkeluarga yang saya pelajari: Ternyata bukan saja anak belajar dari orangtua, orangtua pun belajar dari anak. Sebetulnya tidak terlalu susah untuk belajar dari anak. Jikalau kita bersikap terbuka kepada anak, ia pun akan merasa bebas untuk memberitahukan kita hal-hal yang perlu kita koreksi.

Amatilah reaksinya terhadap tindakan kita. Adakalanya kemarahan kita berubah menjadi penghinaan dan teguran kita sarat dengan tuduhan yang berat sebelah. Kadang kekhawatiran kita yang berlebihan terlalu membelenggunya sehingga menghambat pertumbuhannya. Dengarlah tangisannya, kemarahannya, dan keluhannya. Semua sinyal ini membunyikan pesan yang penting untuk kita perhatikan. Evaluasilah dengan kepala dingin dan hati terbuka; jika kita keliru, akui dan kalau perlu, mintalah maaf kepada anak. Perbaiki agar kita tidak mengulang tindakan kita yang keliru itu.

Terutama, sadarlah bahwa sebagai orangtua kita tetaplah manusia berdosa yang sama dan sangat berpotensi berbuat kesalahan. Jika kita mengakui bahwa kita tidak sempurna dalam hal-hal yang lain, mengapa justru dalam menghadapi anak, tiba-tiba kita berpikir bahwa kita tidak pernah salah? Dalih bahwa kita melakukan segalanya untuk kebaikan anak, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam pelaksanaannya kita telah mengambil langkah yang keliru. Ayah yang baik adalah ayah yang tidak sempurna namun mau mengakui ketidaksempurnaannya dan bersedia mengubah dirinya.

Tegas Namun Menghargai

Kedua, ayah yang baik adalah ayah yang tegas namun menghargai perasaan anak. Firman Tuhan memberi tugas sekaligus peringatan kepada kita kaum ayah, "Dan kamu bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus 6:4) Sebagaimana kita bisa lihat, ternyata "membangkitkan amarah anak" dikaitkan dengan "memberikan didikan kepada anak." Saya kira alasannya jelas; mendidik anak menyediakan peluang yang besar munculnya amarah di pihak anak.

Kita mungkin masih dapat mengingat betapa tidak nyamannya menerima teguran atau bahkan pukulan dari orangtua sewaktu kita masih kecil. Apalagi jika kita merasa bahwa orangtua telah memperlakukan kita secara tidak adil. Itu sebabnya sebagai ayah kita mesti berhati-hati dengan didikan yang kita berikan kepada anak. Adakalanya kita gagal mengerti perasaan anak sehingga terlalu memaksakan kehendak dan kita tahu betapa mudahnya kita, sebagai ayah, memaksakan kehendak pada anak. Janganlah lupa untuk menempatkan diri pada posisinya dan menyelami perasaannya sebagai anak. Ayah yang gagal mengingat perasaan anak pada saat memberi didikan akan dengan mudah membangkitkan amarah anak.

Yang menarik di sini adalah, Tuhan memberikan tugas mendidik anak bukan kepada para ibu melainkan kepada ayah. Dengan kata lain, ayah seharusnyalah terlibat dalam urusan membesarkan anak. Firman Tuhan menambahkan agar ayah mendidik anak dalam "ajaran dan nasihat Tuhan." Kata "ajaran" yang digunakan di sini berarti disiplin yang tinggi sedangkan kata "nasihat" mengacu kepada nasihat yang diberikan melalui ucapan. Dengan kata lain, ayah memang harus tegas namun tegas tidak berarti kasar atau selalu menggunakan tangan untuk memukul anak. Tuhan meminta ayah untuk mendidik anak melalui perkataan pula dan semua itu dilakukan dalam kerangka yang jelas yakni di dalam Tuhan.

Menyediakan Waktu

Ketiga, ayah yang baik adalah ayah mempunyai waktu untuk anak. Andaikan Anda bertanya kepada saya, bagaimanakah kita dapat mengetahui berapa besarnya kasih kita kepada seseorang, jawaban saya ialah, tanyalah, berapa banyaknya waktu yang kita berikan untuk orang itu. Dengan kata lain, kita dapat mengukur kasih kita kepada anak dengan cara mengevaluasi berapa banyak waktu yang telah kita berikan kepada anak.

Ada hal-hal yang harus kita kerjakan dalam hidup, misalnya mencari nafkah, beribadah, atau menjalin relasi, dan semua itu menuntut waktu namun wajar. Yang tidak wajar adalah bekerja berlebihan melewati batas kebutuhan mencari nafkah; terlalu repot beraktivitas di gereja, atau terlalu sering keluar dengan teman-teman. Semua itu tidak wajar dan sudah tentu akan menyita waktu yang seyogianya kita dapat berikan untuk anak.

Ayah yang baik adalah ayah yang memberikan waktunya untuk anak pada saat anak membutuhkannya. Adakalanya kita, sebagai ayah, baru mau mendekati anak sewaktu anak sudah beranjak dewasa. Sering kali tindakan kita ini disambut dengan dingin karena pada dasarnya api jalinan antara ayah-anak tidak pernah menyala sedikit pun. Pada masa anak membutuhkan kita untuk mengantarnya membeli keperluan sekolahnya, kita terlalu sibuk-atau letih-untuk melakukannya. Pada saat ia ingin berbicara dengan kita, wajah kita terlalu serius dan membuatnya enggan mengganggu kita. Pada waktu ia ingin bercanda dengan kita, bahasa tubuh kita mengkomunikasikan kepadanya bahwa kita sedang tidak bersenda gurau.

Ingatlah, tidak selamanya anak membutuhkan kita dan tidak untuk seterusnya ia meminta waktu kita. Akan ada saatnya di mana ia berhenti berharap dan pada momen itu, apa pun yang kita lakukan untuk menyentuhnya tidak akan membuahkan hasil. Ikatan itu telah putus.

Tunjukkan Minat pada Aktivitasnya

Terakhir, ayah yang baik adalah ayah yang mempunyai minat terhadap apa yang dikerjakan oleh anak. Saya mengerti betapa mudahnya kita menjadi egois; saya kira ini merupakan salah satu kelemahan pria. Kita tidak lagi berminat pada apa yang dikerjakan oleh anak karena kita lebih terserap oleh apa yang kita kerjakan. Kadang kita berpikir bahwa dunia berputar di sekeliling kita da406etiap orang-terutama istri dan anak-harus menyesuaikan hidup mereka agar pas dengan kehidupan dan jadwal aktivitas kita.

Bertanyalah kepada anak sejak ia kecil tentang apa yang dilakukannya. Terlibatlah dalam permainannya, perlihatkan bahwa kita tertarik dengan cerita atau permainannya. Anak akan merasa senang jika ia dapat bercerita kepada kita mengenai mainannya. bukankah kita pun merasa senang jika orang tertarik pada apa yang sedang kita kerjakan? Dan, ingatlah bahwa semua ini merupakan modal untuk kita berkomunikasi dengannya sewaktu ia memasuki masa remaja. Ia akan membuka pintu komunikasi karena sejak dahulu kita telah menjalin komunikasi dengannya. Anak tidak akan membuka pintu komunikasi kalau ia menganggap bahwa kita hanya ingin "mengecek" perbuatannya. Ia rindu agar kita sungguh-sungguh tertarik pada dirinya-apa yang disukainya dan apa yang dikerjakannya.

Kesimpulan

Amsal 18:19a berkata, "Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri daripada kota yang kuat." Jika saudara sendiri yang telah kita khianati sulit untuk kita menangkan, apalagi anak. Anak akan merasa dikhianati bila ia tidak memperoleh apa yang seharusnya kita berikan kepadanya yakni perhatian, didikan, kasih, dan waktu-hal-hal yang tak tergantikan. Tak tergantikan dalam pengertian tidak bisa digantikan lagi setelah lewat waktunya dan tak tergantikan dalam pengertian tidak bisa digantikan oleh benda lainnya. Diri si ayahlah yang dibutuhkan oleh anak; tidak lebih, tidak kurang.

Sumber: Eunike

Source : artikel.sabda.org


Share:

Percayalah bahwa engkau telah menerimanya, dan engkau akan memilikinya

Tuhan Yesus berkata: "Karena itu Aku berkata kepadamu, Apa saja yang engkau inginkan, ketika engkau berdoa, percayalah bahwa engkau telah menerimanya, dan engkau akan memilikinya."

Markus 11:24


Pemahaman atas ayat alkitab: Dari ayat ini kita melihat bahwa Tuhan Yesus mengajar kita memiliki iman kepada Tuhan, tidak peduli kesulitan atau kemunduran yang kita hadapi, selama kita berdoa dengan tulus dan mengandalkan Tuhan, Tuhan pasti akan memenuhi doa-doa kita sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam alkitab banyak dari mereka telah memberikan kesaksian yang gemilang bagi Tuhan karena mereka memiliki iman yang benar kepada Tuhan, dan mereka juga telah melihat banyak pekerjaan Tuhan yang luar biasa.

Seperti yang Tuhan firmankan: "Ketika Musa memukul batu, dan air yang dianugerahkan oleh Yahweh tepercik keluar, itu karena imannya. Ketika Daud memainkan kecapi saat memuji-Ku sebagai Yahweh—dengan hati gembira—itu karena imannya. Ketika Ayub kehilangan ternaknya yang memenuhi pegunungan dan segala kekayaan yang tak terkira jumlahnya, dan tubuhnya dipenuhi dengan barah yang busuk, itu karena imannya. Ketika ia dapat mendengar suara-Ku, Yahweh, dan melihat kemuliaan-Ku, Yahweh, itu karena imannya. Bahwa Petrus dapat mengikut Yesus Kristus, itu karena imannya. Bahwa ia bersedia disalibkan demi Aku dan memberikan kesaksian mulia, itu juga karena imannya. Ketika Yohanes melihat citra mulia Anak Manusia, itu karena imannya."

Dikutip dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Dari firman Tuhan, terlalu penting memiliki iman yang benar kepada Tuhan. Hanya dapat memiliki iman kepada Tuhan, tidak mengandalkan ide-ide sendiri untuk memperlakukan orang dan hal-hal yang Tuhan tetapkan , jangan menerka Tuhan, dan mematuhi kedaulatan dan pengaturan Tuhan. Hanya dalam kesulitan kita tidak dapat menyangkal Tuhan, dan kita dapat menjadi saksi bagi Tuhan dan mengikuti Dia sampai akhir. Namun, dalam hidup, kita hanya dapat memiliki iman kepada Tuhan ketika kita berada di saat-saat yang baik; tetapi ketika situasi sulit dan penderitaan datang, kita sering kali pasif dan lemah, dan kita bahkan tidak mau berdoa, dan tanpa iman di masa lalu, bagaimana mengalami bisa mencapai iman sejati kepada Tuhan ?

Firman Tuhan berkata: "Apa pun jenis pemurnian yang engkau alami dalam pengalamanmu dari firman Tuhan, Tuhan menghendaki iman manusia. Dengan cara ini, yang disempurnakan adalah iman dan aspirasi manusia. Engkau tidak bisa melihat atau menyentuhnya; dalam situasi inilah engkau membutuhkan iman. Iman manusia dibutuhkan ketika sesuatu tidak bisa terlihat oleh mata telanjang dan imanmu dibutuhkan ketika engkau tidak bisa melepaskan gagasanmu. Ketika engkau tidak bisa melihat dengan jelas pekerjaan Tuhan, yang dibutuhkan adalah imanmu dan engkau harus berdiri teguh dan menjadi saksi. Ketika Ayub sampai di titik ini, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya. Jadi, hanya dari dalam imanmulah, engkau akan bisa melihat Tuhan dan ketika engkau memiliki iman, Tuhan akan menyempurnakanmu. Tanpa iman, Dia tidak bisa melakukannya. Tuhan akan memberikan kepadamu apa pun yang engkau ingin dapatkan. Jika engkau tidak memiliki iman, engkau tidak bisa disempurnakan dan engkau tidak akan mampu melihat perbuatan Tuhan, apalagi melihat kemahakuasaan-Nya. Ketika engkau memiliki iman dan engkau bisa menyentuh tindakan-Nya dalam pengalaman praktismu, Tuhan akan tampak kepadamu dan Dia akan mencerahkan dan membimbing engkau dari dalam. Tanpa iman, Tuhan tidak bisa melakukannya. Jika engkau sudah kehilangan harapan dalam Tuhan, bagaimana engkau akan bisa mengalami pekerjaan-Nya? Karena itu, hanya ketika engkau memiliki iman dan tidak ragu terhadap Tuhan, hanya ketika engkau memiliki iman sejati dalam Dia, tidak peduli apa yang dilakukan-Nya, Dia akan menerangi dan mencerahkan pengalamanmu dan hanya dengan begitu engkau akan bisa melihat tindakan-Nya. Semua ini diperoleh dari iman dan iman hanya diperoleh dari pemurnian—iman tidak bisa berkembang tanpa pemurnian. Iman ini merujuk kepada apa? Iman adalah kepercayaan yang murni dan hati yang murni yang harus dimiliki manusia ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksud."

Dikutip dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"


Source : alkitabonline.org

Share:

Amsal 29

1 Siapa bersitegang leher, walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi.

2 Jika orang benar bertambah, bersukacitalah rakyat, tetapi jika orang fasik memerintah, berkeluhkesahlah rakyat.

3 Orang yang mencintai hikmat menggembirakan ayahnya, tetapi siapa yang bergaul dengan pelacur memboroskan harta.

4 Dengan keadilan seorang raja menegakkan negerinya, tetapi orang yang memungut banyak pajak meruntuhkannya.

5 Orang yang menjilat sesamanya membentangkan jerat di depan kakinya.

6 Orang yang jahat terjerat oleh pelanggarannya, tetapi orang benar akan bersorak dan bersukacita.

7 Orang benar mengetahui hak orang lemah, tetapi orang fasik tidak mengertinya.

8 Pencemooh mengacaukan kota, tetapi orang bijak meredakan amarah.

9 Jika orang bijak beperkara dengan orang bodoh, orang bodoh ini mengamuk dan tertawa, sehingga tak ada ketenangan.

10 Orang yang haus akan darah membenci orang saleh, tetapi orang yang jujur mencari keselamatannya.

11 Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.

12 Kalau pemerintah memperhatikan kebohongan, semua pegawainya menjadi fasik.

13 Si miskin dan si penindas bertemu, dan TUHAN membuat mata kedua orang itu bersinar.

14 Raja yang menghakimi orang lemah dengan adil, takhtanya tetap kokoh untuk selama-lamanya.

15 Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya.

16 Jika orang fasik bertambah, bertambahlah pula pelanggaran, tetapi orang benar akan melihat keruntuhan mereka.

17 Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.

18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

19 Dengan kata-kata saja seorang hamba tidak dapat diajari, sebab walaupun ia mengerti, namun ia tidak mengindahkannya.

20 Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.

21 Siapa memanjakan hambanya sejak muda, akhirnya menjadikan dia keras kepala.

22 Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya.

23 Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian.

24 Siapa menerima bagian dari pencuri, membenci dirinya. Didengarnya kutuk, tetapi tidak diberitahukannya.

25 Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada TUHAN, dilindungi.

26 Banyak orang mencari muka pada pemerintah, tetapi dari TUHAN orang menerima keadilan.

27 Orang bodoh adalah kekejian bagi orang benar, orang yang jujur jalannya adalah kekejian bagi orang fasik.

Share:

Markus 1

 Yohanes Pembaptis

1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.

2 Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;

3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",

4 demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."

5 Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.

6 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.

7 Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.

8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus."

Yesus dibaptis Yohanes

9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes.

10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.

11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."

Pencobaan di padang gurun

12 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun.

13 Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.

Yesus tampil di Galilea

14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,

15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"

Yesus memanggil murid-murid yang pertama

16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.

17 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.

19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu.

20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.

Yesus dalam rumah ibadat di Kapernaum

21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.

22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.

23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:

24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."

25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"

26 Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.

27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."

28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.

Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan orang-orang lain

29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.

30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.

31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.

32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.

33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.

34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.

Yesus mengajar di kota-kota lain

35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.

36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;

37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."

38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."

39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.

Yesus menyembuhkan seorang yang sakit kusta

40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."

41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."

42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.

43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras:

44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."

45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.

Share:

Mazmur 29

 Kebesaran Allah dalam badai

1 Mazmur Daud. Kepada TUHAN, hai penghuni sorgawi, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!

2 Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!

3 Suara TUHAN di atas air, Allah yang mulia mengguntur, TUHAN di atas air yang besar.

4 Suara TUHAN penuh kekuatan, suara TUHAN penuh semarak.

5 Suara TUHAN mematahkan pohon aras, bahkan, TUHAN menumbangkan pohon aras Libanon.

6 Ia membuat gunung Libanon melompat-lompat seperti anak lembu, dan gunung Siryon seperti anak banteng.

7 Suara TUHAN menyemburkan nyala api.

8 Suara TUHAN membuat padang gurun gemetar, TUHAN membuat padang gurun Kadesh gemetar.

9 Suara TUHAN membuat beranak rusa betina yang mengandung, bahkan, hutan digundulinya; dan di dalam bait-Nya setiap orang berseru: "Hormat!"

10 TUHAN bersemayam di atas air bah, TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.

11 TUHAN kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, TUHAN kiranya memberkati umat-Nya dengan sejahtera!

Share:

Kejadian 29

 Yakub di rumah Laban

1 Kemudian berangkatlah Yakub dari situ dan pergi ke negeri Bani Timur.

2 Ketika ia memandang sekelilingnya, dilihatnya ada sebuah sumur di padang, dan ada tiga kumpulan kambing domba berbaring di dekatnya, sebab dari sumur itulah orang memberi minum kumpulan-kumpulan kambing domba itu. Adapun batu penutup sumur itu besar;

3 dan apabila segala kumpulan kambing domba itu digiring berkumpul ke sana, maka gembala-gembala menggulingkan batu itu dari mulut sumur, lalu kambing domba itu diberi minum; kemudian dikembalikanlah batu itu lagi ke mulut sumur itu.

4 Bertanyalah Yakub kepada mereka: "Saudara-saudara, dari manakah kamu ini?" Jawab mereka: "Kami ini dari Haran."

5 Lagi katanya kepada mereka: "Kenalkah kamu Laban, cucu Nahor?" Jawab mereka: "Kami kenal."

6 Selanjutnya katanya kepada mereka: "Selamatkah ia?" Jawab mereka: "Selamat! Tetapi lihat, itu datang anaknya perempuan, Rahel, dengan kambing dombanya."

7 Lalu kata Yakub: "Hari masih siang, belum waktunya untuk mengumpulkan ternak; berilah minum kambing dombamu itu, kemudian pergilah menggembalakannya lagi."

8 Tetapi jawab mereka: "Kami tidak dapat melakukan itu selama segala kumpulan binatang itu belum berkumpul; barulah batu itu digulingkan dari mulut sumur dan kami memberi minum kambing domba kami."

9 Selagi ia berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan kambing domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya.

10 Ketika Yakub melihat Rahel, anak Laban saudara ibunya, serta kambing domba Laban, ia datang mendekat, lalu menggulingkan batu itu dari mulut sumur, dan memberi minum kambing domba itu.

11 Kemudian Yakub mencium Rahel serta menangis dengan suara keras.

12 Lalu Yakub menceritakan kepada Rahel, bahwa ia sanak saudara ayah Rahel, dan anak Ribka. Maka berlarilah Rahel menceritakannya kepada ayahnya.

13 Segera sesudah Laban mendengar kabar tentang Yakub, anak saudaranya itu, berlarilah ia menyongsong dia, lalu mendekap dan mencium dia, kemudian membawanya ke rumahnya. Maka Yakub menceritakan segala hal ihwalnya kepada Laban.

14 Kata Laban kepadanya: "Sesungguhnya engkau sedarah sedaging dengan aku." Maka tinggallah Yakub padanya genap sebulan lamanya.

15 Kemudian berkatalah Laban kepada Yakub: "Masakan karena engkau adalah sanak saudaraku, engkau bekerja padaku dengan cuma-cuma? Katakanlah kepadaku apa yang patut menjadi upahmu."

16 Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel.

17 Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya.

18 Yakub cinta kepada Rahel, sebab itu ia berkata: "Aku mau bekerja padamu tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel, anakmu yang lebih muda itu."

19 Sahut Laban: "Lebih baiklah ia kuberikan kepadamu dari pada kepada orang lain; maka tinggallah padaku."

20 Jadi bekerjalah Yakub tujuh tahun lamanya untuk mendapat Rahel itu, tetapi yang tujuh tahun itu dianggapnya seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel.

21 Sesudah itu berkatalah Yakub kepada Laban: "Berikanlah kepadaku bakal isteriku itu, sebab jangka waktuku telah genap, supaya aku akan kawin dengan dia."

22 Lalu Laban mengundang semua orang di tempat itu, dan mengadakan perjamuan.

23 Tetapi pada waktu malam diambilnyalah Lea, anaknya, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakubpun menghampiri dia.

24 Lagipula Laban memberikan Zilpa, budaknya perempuan, kepada Lea, anaknya itu, menjadi budaknya.

25 Tetapi pada waktu pagi tampaklah bahwa itu Lea! Lalu berkatalah Yakub kepada Laban: "Apakah yang kauperbuat terhadap aku ini? Bukankah untuk mendapat Rahel aku bekerja padamu? Mengapa engkau menipu aku?"

26 Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya.

27 Genapilah dahulu tujuh hari perkawinanmu dengan anakku ini; kemudian anakku yang lainpun akan diberikan kepadamu sebagai upah, asal engkau bekerja pula padaku tujuh tahun lagi."

28 Maka Yakub berbuat demikian; ia menggenapi ketujuh hari perkawinannya dengan Lea, kemudian Laban memberikan kepadanya Rahel, anaknya itu, menjadi isterinya.

29 Lagipula Laban memberikan Bilha, budaknya perempuan, kepada Rahel, anaknya itu, menjadi budaknya.

30 Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel dari pada kepada Lea. Demikianlah ia bekerja pula pada Laban tujuh tahun lagi.

Anak-anak Yakub

31 Ketika TUHAN melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul.

32 Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya TUHAN telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku."

33 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sesungguhnya, TUHAN telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku." Maka ia menamai anak itu Simeon.

34 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi.

35 Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN." Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.

Share: